Assalamualaykum,
i was in the middle of reading a book ,entitled 'Ini Sejarah Kita' by Thoriq Ahmad.Then i ran into this one subtopic and i feel like sharing 'em.
It's in Malay so.. there's no way im gonna translate them into English cause im still a cute baby in English.
Sesungguhnya Muslim itu Bersaudara.
Allah swt. menggambarkan ikatan persaudaraan antara mukmin
dengan kata Ikhwah. Kata ikhwah sebenarnya dikhususkan untuk orang yang
memiliki nasab kekeluargaan sedangkan kata ikhwan maksudnya lebih umum kepada
persaudaraan dalam persabahatan.
(( It shows that how Allah emphasize the relationship
between a mukmin and another mukmin is as strong as family relation ))
Allah swt. maha adil.Dia tidak menjadikan seorang Arab atau
seorang Melayu melebihi bangsa yang selainnya kerana tindakan itu adalah kezhaliman
buat orang-orang Cina, India dan selainnya.
Suatu ketika seorang sahabat Nabi yang berasal dari
Parsi,Salman duduk bersama teman muslim lainnya. Di tengah kehangatan berbicara
timbul persoalan yang kurang menyenangkan Salman.Mereka berkata, “Ini daripada
Bani Tamim, yang itu daripada Bani Ghathafan, dan yang lainnya daripada Bani
Kuza’ah”.
“Wahai Salman, kamu daripada mana ?”
Salman menjawab, “Ayahku adalah Islam, tidak ada ayah
selainnya di saat manusia lain berbangga-bangga dengan puak Qais atau Tamim.
Aku berbangga kerana ayahku adalah Islam!”
Ikatan persaudaraan atas dasar iman jauh lebih kuat
mengalahkan talian nasab. Bahkan petalian nasab seolah-olah hampa, tak bernilai
tanpa ikatan aqidah yang mengikat hati-hati pada satu keyakinan yang sama.
Perang Badar,2H merekodkan kenyataan ini.Perang ini menjadi
saksi terhadap persaudaraan dalam keimanan.Ketika peperangan ini, Abu Ubaidah
ibnul Jarrah ra. mengalahkan ayah kandungnya sendiri. Abu Bakar As-Siddiq
mengejar anaknya Abdurrahman yang menjadi salah seorang tentera musyrikin. Mus’ab
bin Umair pula menewaskan saudaranya Ubaid bin Umair. Meskipun mereka mempunyai
pertalian darah tetapi kini berbeza ayah.
“Muslim adalah saudara bagi orang Islam lainnya, dia tidak
menganiayanya dan tidak pula menyerahkannya kepada musuh (tidak juga
meninggalkannya tanpa pertolongan), barangsiapa menolong saudaranya untuk
memenuhi hajatnya, maka Allah bersamanya dalam memenuhi hajatnya, dan
barangsiapa melapangkan suatu kesusahan dari seorang muslim, maka Allah akan
melapangkan baginya suatu kesusahan dari
kesusahan di hari kiamat, dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka
Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat” (HR Muslim)
Wallahualam.
Comments
Post a Comment